karena saya blogger pemula, maka saya akan mencoba menceritakan perjalanan saya secara sederhana.. semoga nantinya bisa bermanfaat bagi blogger lain, backpacker dan traveler, maupun orang awam. thx!
Session 1
Semarang - jakarta (Ahmad Yani Intl. Airport to Soekarno-Hatta Intl. Airport by Garuda Indonesia)
Karena saya masih kuliah pada saat itu maka berangkatlah saya dari semarang, kemudian diinstruksikan oleh ayah saya untuk bermalam di Airport Hotel S.H.I.A. karena pesawat ke Hongkong akan brgkt pada pagi hari dan kami tidak ingin ketinggalan pesawat.
Sumber : http://www.jakartaairporthotel.com/index_sub.asp?fuseaction=photo_gallery
Hotel ini terletak di terminal 2E bandara Soetta, dan sangat strategis bagi orang yang berpergian ke luar negeri maupun domestik tapi masih ingin di lingkungan airport. Hotel ini menawarkan 82 kamar, memanjang sepanjang terminal 2, dan jendela keluar langsung berhadapan dengan apron (tempat parkir pesawat). Sehingga bila malam hari pemandangan di luar sangat bagus karena lampu-lampu di sana dan di landasan pacu menyala berwarna biru sehingga seperti bintang.
Session 2
Jakarta - Hongkong (Soekarno-Hatta Intl. Airport - Hongkong Intl. Airport)
Kebetulan saya terbang dengan maskapai Cathay Pacific Airways (CX) dengan pesawat Boeing 777-300 (salah satu pesawat favorit saya selain DeHavilland Dash 7).
Sumber: www.Flyertalk.com
Lama perjalanan sekitar 4 Jam 50 menit, perbedaan waktu di hongkong 1 jam lebih cepat daripada jakarta. Kemudian Inflight facilities lumayan mendukung, saya duduk di economy class, The fixed-back shell seat in our Economy Class provides you maximized personal space. The LEAP® Live Back™ upholstered seat, together with smooth reclining and an adjustable headrest, offer enhanced comfort. Relax and enjoy your 9" widescreen personal TV with StudioCX – featuring a rotating library of over 100 movies, over 500 TV shows, 888 music CDs, 22 radio channels and over 70 games – and with 10 languages represented, you’re sure to find something you enjoy.(sumber: www.cathaypacific.com)
Pemandangan yang sempat saya ambil melalui jendela pesawat, ketika menjelang landing
Kemudian saya tiba di HKIA, suhu menunjukkan 20 derajat celcius, setelah mengurus keiimigrasian saya menaiki kereta antar terminal, lalu melanjutkan perjalanan ke Shanghai dengan maskapai China Eastern. Untuk cerita lengkap perjalanan di Hongkong akan saya ceritakan di akhir, karena ini hanya transit.
Session 3
Hongkong - Shanghai (Hongkong Intl. Airport - Shanghai Hongqiao Airport)
Airbus A320-200 milik maskapai penerbangan China Eastern
Sumber : http://www.china-briefing.com/news/wp-content/uploads/2009/06/china_eastern_b-5074.jpg
Sebenarnya saya merasa asing bterbang dengan maskapai yang namanya pun juga asing, China Eastern, karena maskapai ini walaupun terbang ke kota2 di mancanegara namun terbatas. Namun fasilitas dan pelayanannya ternyata lebih dari yang saya harapkan (walaupun saya sampi tidak sengaja makan babi akibat miskomunikasi dengan pramugari hehe) dan ketika landing, ini membuat saya terkesan, sangat mulus taanpa terasa guncangan. entah apakah karena faktor sistem komputer yang telah diperbaharui ataupun faktor kepiawaian sang pilot.
Setelah memasuki bangunan bandara, udara terasa dingin, saya pikir ini hanyalah karena pendingin ruangannya di set bersuhu rendah, kemudian kami mampir ke Burger King untuk melawan rasa lapar. Setelah selesai kami mengikuti petunjuk jalan untuk keluar gedung bandara dan setelah melewati pintu lapus..wusss! seperti masuk dalam kulkas! asap keluar seiring hembusan nafas, jaket langsung kami pakai benar2..Teringat tadi di pesawat pramugari menginfokan suhu di daratan adalah kurang lebih 5 derajat celcius! sangat tidak bersahabat dengan kita yang berasal dari negeri khatulistiwa bukan? hahaha
Kami agak kesulitan mencari supir taxi yang bisa berbahasa Inggris, lalu ayah saya mengeluarkan secarik kertas yang menunjukkan lokasi hotel beserta alamatnya dengan huruf China. Untung ada salah satu supir yang mengerti dan bersedia mengantarkan kami ke Hotel. Setelah menaruh kopor di bagasi, kami langsung berangkat menuju hotel.
Kebanyakan taxi di China memakai Volkswagen Santana, entah mengapa perusahaan dari Jerman itu yang dipilih, bukan perusahaan Jepang seperti di Indonesia.
Sumber : www.chinatravelgo.com
Sumber : www.heybrian.com
Coba lihat pada kemudi taxi, sang pengemudi tampak terlindungi oleh semacam kaca bening dengan disertai railing besi, muncul pertanyaan, apakah untuk proteksi dari para perampok? apakah karena standardisasi departemen perhubungan China untuk urusan taxi? dan setelah saya googling, http://gochina.about.com/od/tripplanning/p/Taxi_China.htm menyediakan informasi tentang budaya per-taxi an di China beserta kosakata bahasa untuk interaksi dengan sang taxi driver, enjoy!
Lokasi Hotel