Travel

Rabu, 07 Desember 2011

Wings Air ATR 72 seri 500

Ketika saya pergi ke Bali untuk survey tugas akhir kuliah, saya memesan maskapai penerbangan Lion Air, setelah saya check in di Bandara Ahmad Yani Semarang dan bersiap untuk boarding, saya kaget ketika akan menaiki pesawat. Saya pikir saya naik Boeing 737-900 ER.

penampakan Wings Air ATR 72-500

Penampakan sisi kiri pesawat
Lalu saya mencoba untuk mencari info di internet, rupanya pesawat ini melayani rute dari Jawa ke Indonesia Timur. Wakti itu saya rute Semarang Bali, wah menurut saya lucu juga naik pesawat baling-baling dari semarang ke Bali. Namun saya mendapat kenyamanan yang lebih baik daripada menaiki dash-7 rute Balikpapan-Bontang karena kebisingan mesin pesawat diminimalisir dan suasana kabin lebih modern.

Wings Air mulai mengoperasikan ATR 72 seri 500 di Indonesia pada Januari 2010 dan hingga Februari 2011 telah menerima dan mengoperasikan 10 pesawat.  Diharapakan lima pesawat lagi diterima bertahap sampai Agustus tahun ini.
Pesawat ATR 72 seri 500 saat ini dioperasikan Wings Air untuk menerbangi rute-rute dalam negeri seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara , Sulawesi dan negara tetangga.
Pesawat ini dapat melayani rute-rute penerbangan daerah-daerah terpencil, sekaligus menjadi pengumpan bagi penerbangan Lion Air sehingga terjadi konektifitas penerbangan yang efisien antar wilayah di seluruh Nusantara.
Chief Executive Officer ATR, Filippo Bagnato berkata, "Kami mengkonsolidasikan kemitraan yang kuat dan menguntungkan dengan Lion Air dan Wings Air dan kami senang menyaksikan keberhasilan salah satu perusahaan terkemuka di Asia Tenggara."
Ia menyebut, pasar Asia Tenggara merupakan sepertiga dari penjualan ATR dalam beberapa tahun terakhir dan sudah sekitar 130 ATR dioperasikan di kawasan ini.
Wings Air merupakan sister company dari Lion Air dan didirikan pada 2002.
PT. Lion Mentari Airlines didirikan pada Oktober 1999 dan dikenal sebagai pelopor penerbangan bertarif murah di Indonesia. (Sumber : http://www.antaranews.com/berita/247653/wings-air-pesan-15-pesawat-atr)

Coffee Dripper

Ketika saya berkunjung untuk menikmati masakan di Restoran Semarang / Restoran Bunda di Jln, Gajah Mada Semarang, saya menemukan hal unik ketika saya memesan kopi, ada sebuah alat yang diletakkan di atas gelas kopi, tampak kopi diteteskan ke dalam gelas sementara bahan - bahan kopi ada di alat di atasnya. Awalnya saya bingung alat apakah itu, karena biasanya saya cuma tahu coffee maker saja.

Penampakan Coffee Dripper yang saya temui di Restoran Semarang

Kemudian saya mencoba googling dan didapati beberapa keterangan dari http://www.amazon.com/ dan http://philocoffeeproject.wordpress.com/2011/07/01/hario-coffee-dripper-v60/

The Clever Coffee Dripper is an easy way to brew great coffee without bitterness, acidity or loose grounds. The difference is it's new shut-off valve system. Instead of pushing the grounds to the bottom of the brew carafe, the grounds settle naturally. Instructions: * Set the paper filter into the brewer. * Add coffee and "boiling" water, stir and let brew for "3 minutes". * Place the Clever Coffee Dripper on top of a mug and watch as it fills with perfectly brewed, perfectly clear coffee in seconds. * Lift the brewer off the mug and the Patented Shut-Off System stops the flow.


Clever Coffee Dripper
Sumber : www.amazon.com/ABID-CO-LTD-C-70888-Dripper/dp/B0047W70GY

Selain itu, dripper model kerucut dipelopori oleh Hario. Hal itu membuat nilai tambah tersendiri di mata kami akan kemampuan Hario V60. Kami menggunakan Hario V60 berbahan polypropylene dan gelas. Untuk pemakaian 1 sampai 2 gelas, menurut amatan kami selama ini, dripper berbahan polypropylene berbentuk kerucut tidak begitu signifikan akan penurunan suhunya. Lain halnya ketika kami menyeduh untuk 3 atau 4 gelas, kami akan menggunakan dripper berbahan gelas lantaran rentang waktu penyeduhannya lebih lama sehingga penurunan suhu di dripper polypropylene cukup signifikan sehingga bisa memunculkan karakter pahit pada hasil akhir kopi. Tapi itu tidak terjadi jika kami menggunakan dripper berbahan gelas.

Penampakan Hario Coffee Dripper V60
Sumber : http://philocoffeeproject.wordpress.com/2011/07/01/hario-coffee-dripper-v60/

Well, ternyata keseluruhannya itu adalah alat untuk menikmati kopi nonespresso, untuk mendapatkan hasil akhir yang pas dalam tingkat cair kopi dan rasa.

Selasa, 06 Desember 2011

Terminal B bandara Sepinggan, terminal baru

Memang sudah lama terminal ini dibangun, dan kira2 sudah siap 80%, namun saya mencoba menunjukkan bagaimana isi dan suasana terminal tersebut, maaf data cuma seadanya karena ketika saya mengambil gambar, saya belum menjadi blogger (tahun 2008). Kebetulan terminal ini hanya dipakai oleh maskapai penerbangan Lion Air.

Suasana hall utama, tampak background berwarna hitam adalah tempat cafe yang belum selesai dibangun


Suasana kedatangan penumpang, nampak aparat militer sedang bertugas mengamankan


Tampak suasana apron dari luar jendela

Suasana ruang tunggu terminal B


gate keberangkatan B2

sapa suruh datang jakarta

Ado kasian yeng mama
Jauh-jauh merantau
mancari hidup mama
nasib tidak beruntung


Siang dan malam yeng mama
Jalan kesana kemari
Sanak saudara mama
semua tidak peduli


Sapa suru datang Jakarta
Sapa suru datang Jakarta
Sandiri suka, sandiri rasa
Eh doe sayang


Sapa suru datang Jakarta
Sapa suru datang Jakarta
Sandiri suka, sandiri rasa
Eh doe sayang


Sungguh tiada kuduga aah…
Hidup akan merana
Tinggalkan kampung desa
dapatkan gubuk di kota


~{}~


Ado kasian yeng mama
Jauh-jauh merantau
mancari hidup mama
nasib tidak beruntung


[Reff:]
Sapa suru datang Jakarte
Sapa suru datang Jakarte
Sandiri suka, sandiri rasa
Eh doe sayang

Melky Goeslaw-Siapa suru datang jakarta

hahaha dari bait di atas udah kebayang bagaimana padat dan kerasnya jakarta, hidup di ibukota memang menjanjikan, tapi menjanjikan apa dulu?

Inilah momen yang sempat saya potret dari Wisma Dharmala Jln. Sudirman Jakarta



Dan ini ketika saya di jembatan penyebrangan depan sarinah Thamrin, ada dua orang bule yang menyaksikan kemacetan akibat kendaraan yang bertumpuk dan tidak mau mengalah. Mungkin mereka berpikir bahwa untung di negaranya tidak separah itu



Well, tergantung pribadi masing - masing bagaimana kita bersikap maupun berhidup di jakarta, ingin mencari kemapanan, kenyamanan, atau kesenangan?